Pages

Subscribe:

apa yang menarik dari blog ini?

Followers

Cari Blog Ini

Selasa, 08 Januari 2013

Puting Lecet Pada Mama Menyusui

Bagi Mama yang baru pertama kali menyusui, puting yang sakit adalah hal yang lumrah. Tapi bukan berarti Mama harus menderita setiap kali Mama harus menyusui si kecil. Puting yang sakit hanya normal bila hanya terjadi selama beberapa detik saat si kecil mulai menyusui. Bila rasa sakit bertahan selama proses menyusui, berarti ada sesuatu yang salah, entah dari posisi menyusui Mama, atau pun dari si kecil. Bila Mama terus merisaukan rasa sakit itu, lama kelamaan puting Mama akan lecet, bahkan berdarah, sehingga proses menyusui akan sangat menyakitkan.

Untuk pertolongan pertama terhadap puting yang kering dan lecet, pastikan posisi dan teknik pengisapan si kecil sudah benar. Selain itu, jangan gunakan minyak atau krim yang perlu dibersihkan sebelum menyusui untuk merawat puting Mama. Gunakanlah Lansinoh, zat lanolin murni yang hipoalergenik dan bebas pestisida. Lansinoh menyembuhkan dengan menghasilkan pelembab jaringan yang normal dan tidak perlu dicuci sebelum si kecil menyusui.
Bila pertolongan pertama itu tidak berhasil menghilangkan rasa sakit saat menyusui, ada beberapa hal lain yang bisa menjadi penyebab rasa sakit Mama selain puting yang kering, yaitu:

1. Hisapan dangkal
Yang dimaksud dengan hisapan dangkal adalah si kecil hanya menghisap bagian puting Mama saja. Bila Mama melihat puting Mama berubah bentuk menjadi seperti tube lipstik baru, atau ada garis melintang di tengah puting Mama, berarti penyebab rasa sakit Mama adalah hisapan dangkal si kecil. Ubah posisi menyusui Mama agar lebih banyak bagian payudara Mama yang masuk ke mulut si kecil.

2. Trauma breast pump
Pemakaian breast pump yang salah juga bisa melukai puting Mama. Bisa jadi breast pump Mama terlalu kecil untuk puting Mama. Atau Mama terlalu tinggi mengatur tingkat penghisapan breast pump Mama.

3. Sariawan
Bila si kecil terkena thrush infection (sejenis infeksi jamur mirip sariawan) di mulutnya, infeksi ini bisa menulari Mama dan menyebabkan puting Mama sakit. Tanda bila puting Mama terkena thrush infection termasuk rasa gatal, puting menjadi kemerahan, dan rasa sakit di payudara Mama selama dan sesudah menyusui.

4. Lidah terikat (toungue-tie)
Lidah terikat terjadi bila membran (frenulum) yang menempelkan lidah ke dasar mulut lebih pendek dari normal. Selain menghambat proses menyusui, bila tongue-tie tidak segera ditangani sampai anak agak besar, anak bisa mengalami kesulitan melafalkan beberapa konsonan yang akhirnya mengganggu proses bicara anak. Bila si kecil mempunyai tongue tie, dokter anak bisa dengan mudah menggunting frenulum di bagian bawah lidah, sehingga bayi bisa menghisap dengan lebih efisien. Pengguntingan frenulum adalah prosedur yang sangat cepat, tidak menimbulkan rasa sakit, dan dapat dilakukan di ruang praktek dokter Mama.

5. Milk bleb (luka melepuh pada payudara)
Hal ini terjadi karena ada lapisan tipis kulit yang tumbuh di atas saluran ASI, sehingga ASI tidak bisa keluar dan menyumbat saluran ASI. Gejalanya berupa titik putih atau kekuningan di puting yang menyakitkan bila titik tersebut disentuh.

6. Puting lecet
Luka lecet kekuningan atau bahkan berdarah pada puting yang mengakibatkan rasa sakit yang sangat saat menyusui. Puting lecet bisa terjadi karena penyebab yang telah disebutkan di atas. Tapi bila Mama memiliki sejarah penyakit herpes, hentikan proses menyusui dan segera temui dokter dan konsultan laktasi, karena Mama bisa menularkan herpes ke si kecil bila proses menyusui diteruskan. Untuk sementara, pompa ASI Mama dengan breast pump untuk menghindari bengkaknya payudara Mama. Tapi jangan berikan ASI Mama kepada si kecil. Bila hanya payudara Mama yang terluka, Mama masih bisa menyusui dengan payudara Mama yang tidak terluka.

7. Vasospasme (penyempitan otot)
Bila puting Mama terlihat pucat dan mulai terasa sangat sakit setelah menyusui, lalu kembali normal setelah beberapa saat, hal ini bisa disebabkan pembuluh darah di puting yang mengalami kejang.
Untuk mengatasi masalah di atas, pilihan paling baik bagi Mama adalah untuk berkonsultasi ke dokter dan klinik laktasi, agar payudara Mama segera pulih dan Mama bisa kembali menyusui dengan tenang.

Tips Menyusui untuk Mama Bekerja

Walaupun Mama kembali bekerja setelah cuti hamil berakhir, bukan berarti Mama harus berhenti memberikan ASI eksklusif untuk si kecil. Manfaat ASI yang begitu banyak patut jadi pertimbangan saat Mama memutuskan apakah akan tetap memberikan ASI untuk si kecil atau tidak setelah Mama bekerja. Keuntungan tetap memberikan ASI Eksklusif untuk si kecil setelah Mama kembali bekerja adalah:
  • Tetap memberikan nutrisi terbaik untuk si kecil
  • Memungkinkan Mama untuk tetap menyusui si kecil secara langsung saat Mama bersama si kecil
  • Menjaga kedekatan Mama dan si kecil walaupun Mama bekerja
  • Menghemat uang
  • Menghindari resiko kesehatan yang sering diasosiasikan dengan susu formula
  • Mama akan lebih rutin bekerja, karena bayi yang diberi ASI eksklusif lebih jarang sakit
Bila Mama akan tetap memberikan ASI eksklusif setelah Mama kembali bekerja, simak tips di bawah ini untuk lancarnya proses menyusui Mama.
  1. Menjaga komitmen. Menyusui sebagai wanita bekerja tidak mudah. Saat sedang sibuk, kadang Mama tidak sempet meluangkan waktu untuk memompa ASI. Akibatnya, payudara menjadi terlalu penuh, dan ASI keluar di saat yang tidak diinginkan. Tapi teruslah mencari cara agar komitmen Mama memberikan ASI eksklusif tetap berjalan. Mama pasti bisa!
  2. Segera memulai proses menyusui setelah si kecil lahir. Pada awal pengenalan si kecil terhadap proses menyusui, Mama mungkin akan menghadapi beberapa masalah seperti puting lecet, penyumbatan saluran ASI, dan lain sebagainya. Jadi mulailah proses pengenalan si kecil terhadap proses menyusui sesegera mungkin, agar ketika saatnya Mama kembali bekerja, Mama dan si kecil sudah terbiasa dengan proses menyusui dan Mama tidak akan menghadapi masalah apapun.
  3. Siap menyesuaikan diri. Menyusui sebagai wanita bekerja berarti siap menghadapi berbagai perubahan, terutama karena bayi memiliki kebutuhan yang berbeda-beda di setiap tahap pertumbuhannya. Mama harus siap untuk beradaptasi dengan cepat, karena apa yang bisa Mama lakukan minggu lalu mungkin tidak akan berhasil hari ini. Bila rencana Mama tidak berhasil, Mama harus siap mempertimbangkan pilihan yang mungkin tidak terpikirkan sebelum Mama memiliki anak: berhenti bekerja, mencari pekerjaan yang lebih ramah keluarga, atau bahkan memulai bisnis keluarga.
  4. Memilih penjaga anak yang pro ASI dan sudah terbiasa memberikan ASI dalam botol kepada bayi. Proses pencarian penjaga anak ini bisa dimulai sejak Mama masih cuti hamil. Bila penjaga anak yang Mama dapatkan belum pernah memberikan ASI dalam botol kepada bayi, Mama harus telaten mengajarkannya cara menyimpan ASI, menyiapkan ASI, dan lain sebagainya.
  5. Membiasakan diri dengan breast pump Mama. Mama membutuhkan waktu untuk terbiasa dengan breast pump Mama untuk mendapatkan jumlah ASI yang banyak saat memompa ASI. Jadi mulailah memompa ASI dengan breast pump saat Mama masih cuti hamil.
  6. Membiasakan si kecil minum dari botol, mulai dari beberapa minggu sebelum Mama mulai bekerja. Tapi hindari memberikan ASI dalam botol kepada si kecil saat dia masih berumur kurang dari 3 minggu. Untuk menghindari bingung puting, usahakan juga Mama tetap menyusui si kecil secara langsung pada malam hari, agar si kecil tetap terbiasa dengan payudara Mama
  7. ‘Peralatan perang’ seorang wanita bekerja yang menyusui sangat banyak, mulai dari botol susu, breast pump, sampai cooler bag untuk menjaga kesegaran ASI selama perjalanan dari kantor ke rumah. Siapkan peralatan perang ini di malam hari untuk menghindari kerepotan di pagi hari dan mencegah ada peralatan yang tertinggal.
  8. Di hari kerja, usahakan untuk menyusui si kecil secara langsung sesering mungkin. Misalnya, pagi hari sebelum mama berangkat kerja, sore hari, dan sebelum tidur. Bila hal ini tidak memungkinkan, gantikan proses menyusui secara langsung ini dengan pemompaan ASI, agar payudara Mama tidak terlalu penuh dan stok ASI untuk si kecil terus mencukupi
  9. Selalu menyusui secara langsung saat Mama tidak bekerja. Selain untuk menghindari bingung puting, hal ini juga berguna untuk menjaga produksi ASI Mama
  10. Jaga kesehatan Mama. Saat menghadapi tuntutan pekerjaan dan merawat bayi, Mama mungkin akan merasa stress. Usahakan agar Mama tetap mendapatkan waktu luang untuk Mama sendiri,. Tetap mengkonsumsi makanan yang sehat, serta meminta bantuan orang lain untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga bila Mama merasa terlalu lelah untuk mengerjakannya.

10 Tips Sukses Menyusui

Walaupun menyusui adalah proses alami antara Mama dan anak, tapi proses ini juga membutuhkan waktu dan usaha, baik dari Mama maupun si kecil, agar bisa berjalan dengan lancar. Bila tidak dilakukan dengan benar, menyusui bisa menjadi proses yang menyakitkan. Selain itu, menyusui juga membutuhkan komitmen yang besar dari Mama, karena frekuensi menyusui bayi cukup tinggi, bahkan di malam hari. Agar proses menyusui berjalan dengan lancar, ada beberapa tips yang bisa Mama coba:
1. Menyusuilah di tempat yang tenang
Tempat yang tenang akan membantu Mama dan si kecil untuk merasa lebih santai. Cobalah untuk menyusui di tempat yang tidak berisik dan tidak terlalu terang. Lingkungan yang tepat tidak hanya membuat bayi lebih nyaman, tapi juga mengirimkan sinyal kepada tubuh Mama untuk mengalirkan ASI. Memang akan ada saat tertentu ketika Mama tidak bisa menemukan tempat yang tidak berisik, misalnya ketika Mama menyusui di tempat umum. Tapi bila Mama sedang berada di rumah, tempat yang tenang akan sangat membantu melancarkan proses menyusui Mama.
2. Cari posisi menyusui yang nyaman
Jangan sampai Mama mengganggu si kecil yang sedang sibuk menyusui hanya karena Mama perlu mengganti posisi Mama. Carilah posisi senyaman mungkin sebelum mulai menyusui. Bantal khusus menyusui akan sangat membantu Mama
 3. Siapkan air putih
Menyusui akan membuat Mama merasa haus. Karena itu, siapkan sebotol air putih di dekat tempat Mama menyusui agar Mama bisa segera menghilangkan dahaga Mama tanpa harus beranjak dari tempat menyusui dan mengganggu si kecil yang sedang menyusui.
 4. Bersabar
Bayi pun harus belajar dan membiasakan diri untuk bisa menyusui dengan benar dan lancar. Bila Mama menemui kesulitan dalam menyusui, jangan langsung menyerah. Cobalah terus sampai setidaknya beberapa minggu. Bila si kecil tampak menunjukkan masalah seperti selalu lapar atau pertumbuhannya tidak mencukupi, maka mungkin Mama perlu memberikan susu formula untuk si kecil. Tapi sebelum mengambil keputusan itu, sebaiknya Mama berkonsultasi dengan dokter anak dan/atau konsultan laktasi untuk mengetahui penyebab si kecil sulit menyusui. Siapa tahu ternyata penyebab masalah adalah hal yang sangat sederhana dan mudah diatasi.
 5. Siapkan krim payudara
Bila payudara Mama lecet karena proses menyusui, berkonsultasilah pada dokter anak untuk mencari tahu krim yang bisa Mama gunakan untuk menyembuhkan lecet pada payudara Mama, namun aman bagi bayi. Payudara yang lecet sebaiknya segera ditangani, karena hanya akan mengganggu proses menyusui. Selain itu, ada baiknya Mama mencari tahu apakah payudara Mama yang lecet disebabkan oleh posisi menyusui yang salah. Bila penyebab tidak ditangani, maka payudara Mama akan terus lecet.
 6. Berkonsultasi
Bila Mama memiliki pertanyaan atau masalah mengenai proses menyusui, sebaiknya Mama menghubungi konsultan laktasi untuk mendapatkan solusi yang terbaik. Konsultan laktasi biasanya akan sangat mendukung usaha Mama dalam memberikan ASI Eksklusif bagi si kecil, sehingga dia akan membantu mencari solusi yang terbaik demi tercapainya tujuan ASI Eksklusif Mama.
 7. Mencari dukungan emosional
Siapa lagi yang akan memberikan dukungan emosional bagi Mama yang tertekan selain Papa? Papa ASI bisa membantu Mama dan memberikan dukungan dengan cara sederhana, misalnya menemani Mama ke konsultan laktasi atau memberikan semangat dan dukungan pada Mama. Sikap sederhana seperti membantu mengambilkan minum untuk Mama atau memijat pundak Mama saat Mama sedang menyusui pun mampu membuat Mama merasa lebih bersemangat dalam memberikan yang terbaik untuk si kecil
8. Makan makanan bergizi
Agar produksi ASI Mama berjalan dengan lancar, Mama membutuhkan kalori ekstra sebanyak sekitar 500 kalori per hari. Kalori yang dibutuhkan adalah kalori yang sehat, bukannya kalori dari makanan seperti junk food. Setelah melahirkan, Mama bisa tetap menjalankan pola makan yang Mama jalani selama hamil.
9. Awasi si kecil
Untuk mengetahui apakah si kecil mendapatkan ASI yang cukup, Mama perlu mengawasi frekuensi buang air besar dan buang air kecil buah hati Mama. Selama 6 minggu pertama kehidupannya, bayi biasanya buang air kecil sebanyak 5-6 kali per hari dan buang air besar antara 2 – 5 kali sehari. Selain itu, biasanya bayi menyusui sekitar 8 – 12 kali per hari.
10. Jalani dan ikuti rutinitas yang nyaman bagi Mama
Carilah rutinitas yang membuat Mama nyaman dan Mama anggap merupakan kebiasaan yang terbaik untuk si kecil. Misalnya, bila Mama terbiasa menyusui si kecil setelah dia mandi, ikuti terus rutinitas itu. Hal ini akan membantu Mama memantau frekuensi menyusui si kecil.
Pada dasarnya menyusui adalah proses yang membutuhkan adaptasi dan pembiasaan. Setelah sekian lama dijalani, akhirnya Mama dan si kecil akan terbiasa, sehingga proses menyusui akan berjalan dengan lancar.

Makanan Ibu Menyusui

Pola Makan Sehat untuk Ibu Menyusui

makanan untuk asiLalu seperti apa sih pola makan yang sehat untuk ibu yang sedang menyusui?
Yang jelas, prinisp dasarnya adalah makanan yang bervariasi dan seimbang. Jika Anda mengkonsumsi berbagai macam karbohidrat, protein dan lemak dalam jumlah yang cukup, maka tubuh Anda akan berada dalam kondisi fit. Anda pun akan merasa kenyang lebih lama.
Berikut beberapa jenis makanan dan tips seputar pola makan yang sehat untuk Anda:
  • Beras serta biji-bijian yang sejenisnya seperti gandum, jagung, oats, roti, dan lain-lain mengandung nutrisi serta serat yang baik bagi si kecil.
  • Buah dan sayuran segar juga harus hadir dalam menu makanan Anda. Bagus jika Anda selalu memiliki stok buah-buahan dan sayuran segar, sehingga bisa juga menjadi cemilan sehat ketika Anda merasa lapar. Buah dan sayur tidak harus mahal lho…!
  • Sayuran seperti bayam, kangkung dan katuk juga mengandung zat besi yang baik bagi Anda. Sampai-sampai katuk dicap sebagai ‘sayurannya ibu menyusui’… soalnya dalam setiap 100 g daun katuk, terdapat sekitar 2.7 mg zat besi dan 204 mg kalsium lho.
  • Sebisa mungkin hindari makanan kemasan, karena bahan yang segar jauh lebih baik nutrisinya, serta dapat menjadi pasokan energi yang jauh lebih baik, sehingga Anda pun akan merasa kenyang lebih lama.
  • Makanlah jenis makanan yang bervariasi, agar bayi Anda juga memperoleh berbagai macam vitamin yang diperlukannya. Untuk menu hari ini, coba konsumsi apa yang tidak Anda konsumsi kemarin. Begitu seterusnya…
  • Jangan takut dengan kata ‘lemak’, karena banyak jenis lemak yang baik bagi kesehatan dan perlu Anda konsumsi. Contohnya, minyak zaitun, lemak yang terkandung dalam ikan salmon, alpukat, dan kacang.
  • Konsumsi susu rendah lemak, yoghurt, dan keju sangat baik bagi si kecil, karena mengandung kalsium, protein dan vitamin.
  • Batasi konsumsi lemak jenuh seperti yang terdapat pada daging berlemak, minyak kelapa, serta mentega. Bukannya sama sekali tidak boleh lho Bun, tapi dibatasi konsumsinya…
  • Berbagai zat kimia yang Anda konsumsi juga bisa Anda transfer kepada bayi Anda melalui ASI, oleh sebab itu berhati-hatilah dalam memilih makanan dan cemilan. Zat kimia yang sangat sering ditemui pada bahan makanan adalah pestisida. Pastikan Anda mencuci semua buah dan sayuran yang Anda beli, dan untuk lebih amannya, buah-buahan seperti apel, pir dan sejenisnya dikupas dulu kulitnya sebelum Anda makan. Jenis buah dan sayuran yang biasanya lebih aman dari pestisida diantaranya: bawang, jagung manis, kol, kentang manis, jamur, nanas, alpukat, mangga, kiwi, semangka, dan anggur.
  • Konsumsilah ikan dan makanan laut lainnya, karena mengandung nutrisi yang baik untuk Anda dan si kecil, seperti DHA, EPA dan Omega-3. Namun demikian, jangan terlalu banyak memakan tuna atau sardin kalengan – lebih baik ikan segar.
  • Jangan abaikan konsumsi air putih. Minumlah air putih yang cukup. Berapa liter per hari? Yang penting, minumlah setiap kali Anda merasa haus. Jika urin Anda bening atau berwarna sedikit kuning, maka ini pertanda Anda meminum cukup air putih.

Makanan Apa yang Harus Dikurangi atau Dihindari Ketika Menyusui?

makanan dihindari ibu menyusuiSebagian ibu menghindari makanan yang terlalu pedas dan berbumbu ketika menyusui, dengan alasan kasihan kalau nanti bayinya sakit perut. Benarkah?
Sebenarnya, banyak juga ibu menyusui yang tetap memakan makanan seperti gulai, kari dan makanan pedas lainnya dan bayinya dapat menerima dengan baik dan tanpa keluhan. Bahkan sebagian ahli menyatakan bahwa bayi sebenarnya menyukai berbagai ‘rasa’ yang terdapat dalam ASI.
Mereka mengatakan bahwa dengan Anda terus mengkonsumsi makanan favorit Anda ketika menyusui, ‘rasa’ tersebut akan dirasakan juga oleh buah hati Anda ketika menyusui, dan ini akan membantunya untuk memiliki selera makan yang bervariasi. Dengan demikian, ketika si kecil mulai menerima MPASI, ia akan mudah menerima berbagai macam makanan yang Anda sodorkan kepadanya…
Namun demikian, jika si kecil terlihat rewel dan perutnya kembung setelah Anda memakan jenis makanan tertentu, dan ini berlangsung terus, maka sebaiknya Anda menghentikan makanan tersebut dan melihat apakah terjadi perbaikan dalam kondisi si kecil. Terkadang ada juga bayi yang alergi terhadap makanan yang Anda makan, tapi ini sangat jarang terjadi.
Nah, berikut ini adalah daftar beberapa jenis makanan dan minuman yang bisa menjadi penyebab rewelnya bayi Anda. Untuk memastikannya, coba Anda hentikan konsumsinya dan lihat apakah ada perbaikan pada kondisi si kecil…

Kopi, Teh dan Soda

Kafein yang Anda konsumsi dapat diteruskan kepada bayi Anda melalui ASI, sedangkan bayi Anda tidak dapat mengeluarkannya dari tubuhnya dengan cepat sebagaimana layaknya orang dewasa. Jika Anda masih ingin meminum kopi, teh, atau soda, sebaiknya pilih waktu dimana Anda tidak akan menyusuinya untuk beberapa waktu.

Cokelat

Pada sebagian bayi yang menyusui, memiliki ibu penggemar cokelat bisa jadi kurang menyenangkan lho… :) Cokelat juga mengandung kafein – walaupun tidak sebanyak kopi – namun sebagian bayi bisa menjadi rewel juga gara-gara ibunya memakan cokelat terus menerus…

Jeruk dan Lemon

Jika mengkonsumsi jeruk dan lemon bisa menyebabkan bayi Anda rewel, coba ganti asupan Vitamin C dengan buah lain seperti mangga atau pepaya.

Brokoli

Sebagian bayi juga mengalami perut kembung jika sang ibu memakan brokoli, apalagi dalam jumlah banyak. Jika ini juga terjadi pada bayi Anda, coba kurangi konsumsi brokoli sebelum serta merta menghentikannya, lalu lihat lagi perkembangannya.

Makanan yang Terlalu Pedas

Jika Anda menyukai makanan pedas, mungkin selama menyusui Anda perlu membatasinya, karena bisa menyebabkan perut si kecil ‘kepanasan’.

Bawang Putih

Sebagian bayi juga akan bereaksi jika Anda memakan terlalu banyak makanan yang dominan rasa bawang putihnya.

Daun Mint

Jika Anda mengkonsumsi terlalu banyak teh dengan daun mint, mungkin produksi ASI Anda bisa berkurang. Ini disebabkan zat yang terkandung dalam daun mint.

Seledri

Sebagian ibu juga akan mengalami penurunan produksi ASI ketika mengkonsumsi terlalu banyak seledri.
Tidak semua makanan di atas bisa membuat bayi Anda rewel atau kembung perutnya jika Anda mengkonsumsinya. Jadi, kuncinya adalah memperhatikan apakah makanan tertentu bisa menyebabkan bayi Anda rewel atau tidak.
Selain itu, sebagian bayi yang alergi bisa saja tidak cocok dengan makanan umum yang dikonsumsi oleh ibunya, namun ini sangat jarang terjadi. Sebagai contoh kasus, ada bayi yang alergi terhadap susu, jagung, kedelai, dan sebagainya, sehingga ia akan bereaksi jika sang ibu mengkonsumsi makanan-makanan ini. Biasanya kasus alergi seperti ini ditemui jika dalam keluarga terdapat sejarah alergi yang sama…